Saya agak ngeri dengan sistem kebebasan pers. Dulu yang menjadi penguasa Indonesia adalah militer, jika berurusan atau tersenggol sedikit langsung pukul dan penjara, terkadang semua barang milik orang kampung juga di anggap barang miliknya. Tapi sekarang militer sudah mulai santun, mencoba menghormati hak-hak orang lain walaupun masih dalam masa transisi. Sekarang ada lagi penguasa baru yang di beri izin oleh sistem, yaitu kebebasan pers.
Saya menulis artikel ini karena ada mantan siswa yang menjadi wartawan meliput berita UN di sekolah kami, padahal tu anak termasuk siswa yang bandel, saking bandelnya tu anak tidak lulus. Sekarang menjadi wartawan, yang saya kawatirkan dengan watak bandel yang dia miliki bisa membuat onar dalam berita yang dia tulis. Saya rasa Indonesia tidak akan pernah maju alias orang-orangnya akan berlomba-lomba untuk saling menghancurkan negara ini, jika ada sistem yang memberikan kekuatan tanpa batas seperti kebebasan pers. Silahkan sampaikan berita tapi tentu memiliki syarat-syarat yang layak untuk di beritakan. Misalkan sayaratnya :
1. Harus memiliki manfaat,
2. Bisa menambah ilmu pengetahuan,
3. Tidak menambah atau memprovokasi keadaan,
4. Menjaga kehormatan orang yang di beritakan.
5. Tidak berupa fitnah.
Selain syarat pemberitaan di atas, juga harus wajib seleksi kepribadian para wartawan, jangan mantan preman tiba-tiba jadi wartawan. Sebenarnya syarat yang satu ini juga harusnya berlaku untuk semua profesi pekerjaan yang memiliki kekuatan, seperti polisi, dokter, hakim, jaksa, presiden, gubernur, anggota DPR dan lain yang sejenisnya. Mereka semua jika tidak memiliki kepribadian dan ahlak yang tinggi maka hanya akan menimbulkan masalah buat bangsa dan rakyat Indonesia.
2 Comments
yang pasti banyak wartawan yang hobi memelintir fakta loh Mas.
ReplyDeletetapi banyak pula wartawan yang baik dan berakhlak.
mudah-mudahan wartawannya orang yang menawan ahlaknya..
Delete