Mengintip dan menelaah soal UKG

Di salah satu acara talkshow di televisi yang membahas tentang "pentingnya UAN", yang narasumbernya ada seorang dari anggota DPR mantan pelawak. Di dalam perbincangan tentang UAN tersenggolah tentang kwalitas SDM guru yang terukur dari UKG, sehingga munculah pernyataan "bahwa hasil UKG dari seluruh guru, hanya 30% yang lulus." Akhirnya di coba untuk mengintip dan menelaah soal UKG. Sebelum kita bahas tentang gaya soal yang ada pada UKG. Saya secara pribadi pernah menyampaikan kepada anak-anak, bahwa soal akan di anggap sulit di karenakan 2 sebab :

Pertama, Karena faktor wawasan siswa yang terbatas. Dalam kasus ini soal mudah di fahami tetapi siswa tidak memiliki pengetahuan untuk menjawab soal tersebut. Contoh soal : "Siapakah nama pacar pertama Pak RT di pulau seribu..?" Dari sisi bahasa, soal ini mudah untuk di fahami siswa, tetapi siswa menganggap soal ini sulit karena tidak memiliki pengetahuan dari soal yang di tanyakan.

Kedua, Karena faktor bahasa soal yang sulit di fahami. Dalam kasus ini sebenarnya soal bisa sangat mudah untuk di jawab, tetapi karena gaya bahasa soal yang rumit, sehingga soal menjadi di anggap sulit. contoh soal :" Siapakah nama anda..?" soal ini pasti mudah untuk di jawab. Tapi bagaimana jika soal tersebut di olah dengan bahasa dayak. Maka soal yang mudah tadi akan menjadi soal sulit, disebabkan olah bahasa yang tidak bisa di fahami. Contoh soal UKG yang pernah di intip. Saat soal menyebutkan kata Mouse (alat input komputer) pembuat soal menyebutnya dengan kata "tetikus", Online di sebut "luring". Wah soal mudah jadi rumit, karena bahasa umumnya di rubah.



Nah, untuk kasus soal UKG, setelah di intip dan di telaah, ternyata soal di UKG lebih komplek tingkat soal yang di anggap sulit (padahal sebenarnya tidak sulit). Dan seharusnya semua guru 100% lulus dalam ujian UKG. Berikut kendala dan penyebab para guru cuma lulus 30 % dari ujian UKG, selain dari kedua faktor di atas.

A. Faktor SDM si pembuat soal UKG.
Seharusnya antara para peserta UKG dan pembuat soal UKG di adu kemampuan kompetensinya. Jangan sampai pembuat soal UKG lebih rendah dari kemampuan peserta UKG, sehingga membuat soal dengan kunci jawaban yang salah. Yang akhirnya mengakibatkan kerugian dari pihak para guru peserta UKG.

B. Faktor tingkat ketelitian programer UKG.
Bisa saja terjadi kurang teliti dari para programer yang di tugaskan untuk membuat ujian online UKG. Yang seharusnya jawabannya A tetapi karena kurang teliti dalam program UKG menyebutkan yang benar adalah pilihan B.

C. Faktor perangkat media yang di gunakan.
Karena menggunakan media komputer maka banyak hal yang bisa menyebabkan hasil jawaban tidak sesuai. Mulai dari sisi hardware yang macet, seperti keyboard atau mouse yang susah untuk di gerakkan. Sampai masalah kebersihan sistem dari virus yang bisa mengacak hasil jawaban.

D. Faktor geografis.
Karena setiap daerah berbeda kondisi dan situasi, dan hal ini sangat berpengaruh dengan kondisi online yang menjadi nyawa dari kegiatan UKG ini. Bukankah yang menjadi permasalahan UN salah satunya adalah faktor kondisi lingkungan juga..?

E. Faktor penyelenggara UKG di daerah.
Berdasarkan info yang di dapat, seharusnya cara ujian dan pengoperasian UKG di sosialisasikan dulu. tetapi ada dari beberapa daerah yang pihak penyelenggaraa UKG tidak ingin mengadakan sosialisasi, walaupun instruksi dari pusat harus di adakan sosisalisasi. Faktor ini juga yang bisa menyebabkan hasil dari UKG kacau.

Mengintip dan menelaah soal UKG


Nah, dari kelima faktor di tambah dua faktor sebelumnya, bisa kita simpulkan, sebenarnya penyebabkan ketidaklulusan para guru di UKG yang mencapai 70% tersebut, bukan murni karena SDM yang rendah. Terbukti sudah banyak anak bangsa yang di didik para guru sehingga bisa menjadi pejabat, anggota DPR, sampai pembuat program UKG online.  Ee.. setelah menjadi "orang" koq malah gurunya di anggap kurang kemampuannya. Ini namanya "Air susu di campur dengan soda" jadilah  Soda Gembira..!! 
(just Opinion).