Saya berharap tidak bertemu atau melihat kemaksiatan, baik berupa perbuatan, lisan maupun tulisan,karena dengan adanya kemaksiatan maka di wajibkan bagi saya dan kita semua untuk menegur atau menasehati, jika tidak maka dosa kemaksiatan akan dibebankan kepada kita juga. Maka dari itu langkah berat kewajiban amar ma'ruf ketika kita di tuntut wajib untuk menegur dan menasehati, tetapi disisi lain pada saat kita menasehati maka resiko hujatan dan cacian akan kita terima dari manusia. Tidak semua yang mendapatkan hujatan pasti berada pada kebenaran, bisa jadi di hujat karena memang membawa kesesatan. Maka dari itu harus di pahami standarisasi sesuatu yang di nilai sebagai suatu kebenaran, yang di akui oleh Allah dan Rosul.


Agama itu adalah nasehat, sungguh memberi nasehat adalah sesuatu yang sangat berat untuk di lakukan, terutama bagi saya pribadi. Tetapi jika tidak maka saya akan di bebani dosa yang sama besarnya dengan kemaksiatan yang di lakukan oleh pelaku. Terkadang saya pribadi berani menasehati tergantung dari jenis dan tingkatan kesalahan yang di lakukan. Jika kerusakkannya berdampak besar dan meluas, maka saya beranikan untuk menasehati jika tidak maka cukup saya ingkari dengan hati.

Jadi beruntunglah bagi yang pernah di nasehati orang lain, karena sebenarnya nasehat yang di berikan sangat berat untuk di lakukan. Seandainya kita tidak lagi saling menasehati maka tidak ada agama, agama akan hancur dengan bercampurnya maksiat. Bahkan ajaran agama bisa di anggap suatu kemaksiatan dan suatu kemaksiatan akan di anggap agama. Hal ini bisa terjadi jika tidak ada lagi yang saling menasehati di atas kebenaran, semua saling diam dan membiarkan. Maka dari itulah di wajibkan bagi kita untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Dan kewajiban ini sangat berat untuk di lakukan.