Ada beberapa kejanggalan yang sepertinya menjadi hal biasa atau memang hal yang wajar terjadi, ketika penerimaan siswa baru di suatu sekolah. Setiap sekolah memberikan syarat ketentuan dalam penerimaan siswa baru. Dan syarat ketentuan ini lah manjadi bahan keanehan yang terlihat. Karena Pemerintah Indonesia telah menghabiskan dana triliunan untuk peningkatan mutu pendidikan dan untuk mencerdaskan anak bangsa di negeri bhineka ini. Sehingga antara syarat ketentuan Penerimaan Siswa baru dengan tujuan pemerintah sepertinya bertolak belakang. Masih belum paham ya... (sama.. hehehe..)
Begini... pada saat proses penerimaan siswa baru, terdapat syarat kriteria bagi siswa yang akan di terima, nah kriterianya adalah bagi siswa yang cerdas atau memiliki nilai tertinggi dari hasil tes dibandingkan calon siswa yang lain maka di pastikan siswa tersebut akan di terima. Hal ini berlaku di semua jenjang pendidikan. ANEH kan.....!!!
Karena katanya pendidikan untuk mencerdaskan semua anak bangsa, koq yang boleh sekolah cuma yang cerdas...?, koq yang bisa sekolah di tempat bagus hanya orang yang pintar...? Lalu bagaimana nasib yang anak yang kurang cerdas, kemana tempat bagi mereka untuk mencerdaskan diri....? apakah di sekolah yang tidak bermutu...? maka bisa di bayangkan akan jadi apa siswa yang kondisinya tidak pintar bersekolah di sekolah yang tidak bermutu....
Keanehan yang lain lagi, dari pihak sekolah yang mengaku sekolahnya memiliki kwalitas pendidikan dan mampu menghasilkan siswa yang berkwalitas didik yang tinggi, tetapi hanya merekrut calon siswa yang notabene memang sudah cerdas dari sono nya.... Jika memang sekolah mengaku mampu membuat siswa yang kurang cerdas menjadi cerdas dan mampu menciptakan siswa yang berprestasi, seharusnya calon siswa yang diterima adalah siswa yang hasil tes IQ terendah yang di terima. Lalu pihak sekolah dengan kehebatan SDM dan fasilitas yang di miliki mampu untuk merubah kondisi siswa tersebut. Barulah pihak sekolah bisa mengaku memiliki mutu pendidikan yang tinggi di bandingkan dengan sekolah yang lain....
Kenyataan yang ada saat ini, sekolah yang memiliki prestasi pendidikan, karena di latarbelakangi memiliki siswa-siswa yang memang sudah cerdas dan pintar dari sejak lahir, bukan karena hasil olah dari sekolah. Sehingga rasanya tidak pantas jika ada sekolah yang mengaku favorite berprestasi, yang prestasinya bukan berasal dari hasil olah pihak sekolah, tetapi hasil dari usaha merebut calon siswa yang pintar.
Kondisi seperti ini lah yang membuat siswa yang pintar tambah pintar... dan yang bodoh tambah bodoh...
[admin.]
14 Comments
selamat Sore Mas... memang sangat Miris melihat kenyataan yang ada sekarang ya Mas... Sisitem Pendidikan yang ada sekarang memang benar benar harus kita benahi. Di SMA daerah saya juga menerapkan Kriteria Nilai Minimal dari Siswa yang boleh masuk menjadi Siswa Siswi di SMA tersebut...
ReplyDeletesama juga di daerah saya kang
Deletedari tahun lalu saya treak supaya Menteri Pendidikannya mundur...tapi ngga didengerin, wong saya teriaknya pelan jeh...;o)
ReplyDeleteemang gituh dari jaman dulu ge' kang, masalahnya kalau ngga milih anak yang cerdas, nanti sekolahannya dianggap jelek, kalau demikian maka, kepala sekolahnya siap siap azh dimutasi ke hutan...jadi menerima siswa dengan cara begituh tujuannya bukan untuk membina anak yang kurang cerdas, tapi hanya untuk kepentingan kepala sekolah dan dinas, uptd terkait....makanya saya mundur jadi guru, ngurangin ketidak singkronan pola pikir saya dengan dunia pendidikan endonesah...hiyah endonesah kang.
hehehhe... hidup endonesah... wah nanti saya mau belajar buat ubi cilembu dulu baru kluar dari guru... hehehe
Deletehayo...pak guru bikin terobosan yang berani.....ah.
Deletejangan kaya saya, ngga cocok malah keluar jadi guru...ngga jentel banget kan?...;o)
hadeuh...ada "Your comment will be visible after approval:...bakal dijegal deh..komentar pedas ku....;o)
ReplyDeleteHAHAHAHAHa... gak kang.. cuma lagi sibuk ngurus cah kembar... maklum kecapeaan tuk update
Deleteooo iya ya...ampe lupa saya dengan si kembar....cerita cerita tentang mereka mendingan ge' kang...supaya kalau saya maen kesini, kuping saya ngga keluar asep(baca: asap...bukan kang asep yah.......;o)
Deletekalau baca serita soal anak biasanya saya mah langsung maknyesss...gituh.
klo tentang dede bayi entar anak-anak saya jadi terkenal dong.. hahaha....
Deletepadahal sekolah adalah institusi untuk membuat generasi bangsa lebih pintar, menjadi pintar atau semakin pintar...sama halnya dengan istilah "si bodoh dilarang sekolah"---aneeeeh...andai Pak Menteri pendidikan tahu postingan Pak Pay...rasanya seperti terbangun dari mimpi pastinya.
ReplyDeleteoh iya, beberapa sekolah SMP di Riau malah mengharuskan calon siswa mempunyai ijazah madrasah diniyah...padahal kan nggak setiap anak sekolah atau mengikuti MD...
nah tuh .. coba... mo gimna lagi setiap tujuan di negeri ini di jalan kan dengan cara tidak menjadikan tujuan utama sebagai target...
Deletetuh kan...itu di Riau, apalagi diJawa, pasti lebih banyak...hiyah sih..tujuannya yang diceritain KK niatnya pasti bagus...tapi kan.....
Deletebetul juga nih mas pay..sebenarnya nilai tersebut untuk kompetisi saja tapi akhirnya menjadi intuisi yang salah kaprah.
ReplyDeletekomennya mantab nih kang...
Delete