Pengamalan niat sebelum sholat

Pengamalan niat sebelum sholat
Sholat adalah tiang agama, sholat adalah pembeda antara yang kafir dan muslim. Maka dari itu wajib bagi seorang  muslim yang beriman untuk mendirikan sholat 5 waktu. Tetapi bukan berarti amalan sholat di lakukan dengan sekehendak hati. Memang di dalam Al-Qur'an hanya di perintahkan untuk mendirikan sholat, dan tidak di jelaskan tata cara sholat. Tetapi di dalam hadits Rosululloh Shalollohu alaihiwassalam di jelaskan secara detail tata caranya, termasuk dalam hal pengamalan niat sebelum sholat.

Jika kita mau menelaah dalam semua amalan ibadah kepada Alloh subhanahu wata'ala, maka akan kita temui setiap amalan ibadah di sisipi dengan perkara yang tidak sesuai dengan tuntunan Rosululloh shalallohu alaihiwasalam, tidak terkecuali dalam perkara sholat. Hal ini memang sudah strategi setan agar umat islam tidak bisa melaksanakan amalan ibadah dengan sempurna, minimal mengurangi pahala dan terkadang parahnya sampai jatuh dalam kekufuran.

Nah dalam perkara sholat, yang paling banyak menyelisihi tuntunan Rosululloh shalallohu alaihiwasalam adalah masalah pengamalan niat sebelum sholat. Memang di dalam sholat yang di dahulukan adalah niat, bahkan dalam hadits masyur (hadits yang sudah di ketahui orang banyak) secara umum di sebutkan "Inamalu binniat" (setiap amal tergantung niatnya). Jadi semua perkara bisa bernilai ibadah, bisa juga tidak, tergantung niatnya. Sehingga dapat di simpulkan bahwa dalam masalah niat tidak hanya ada dalam kegiatan sholat tetapi dalam setiap amalan memang memiliki niat.

Yang jadi permasalahan dalam hal pengamalan niat sebelum sholat adalah pengucapan lafaz niat. Kebanyakan orang mengamalkan niat dalam sholat di ucapkan dengan lafaz "Nawaitu usholi...." . Padahal tidak ada hadits satupun yang menyebutkan bahwa Rosululloh shalallohu alaihiwasalam mengajarkan tentang cara membaca lafaz niat dalam sholat. Bukankah Rosululloh shalallohu alaihiwasalam memerintahkan "sholatlah kalian sebagaimana aku sholat". Jadi semua kegiatan dalam sholat harus meniru seperti kegiatan sholat yang dilakukan oleh Rosululloh shalallohu alaihiwasalam.  JIka kebanyakkan orang berdalil dengan "bahwa ini adalah amalan turun temurun dari nenek moyang atau ini adalah yang di ajarkan kiayi " dst. maka bacalah bantahan dari Alloh subhanahu wata'ala langsung melalui kitab suci Al-Qur'an "Apakah kamu akan mengikuti tradisi nenek moyangmu sekalipun mereka tidak mengetahui atau tidak mendapat petunjuk
(QS.Al Baqarah:170)

Secara maknapun niat itu adalah suatu perkara yang di lakkukan dalam hati, bukan amlan lisan. Kalau dalam sholat memang harus ada "nawaitu usholi.." maka dalam semua perkara ibadah seharusnya di karang ada "nawaitu" juga. Misalkan mau adzan maka pakai "nawaitu.." mau bersedekah, pakai "nawaithu.." Seharusnya semuanya pakai nawaitu... Tetapi kenapa cuma sholat aja yang ada "nawaitu.." bukankah semua amal tergantung niat, yang berarti semua amal harus ada niat.??

Inilah yang disebutkan dalam paragraf ke dua di atas, bahwa setiap amalan ibadah pasti di susupi dengan perkara yang mengurangi nilai ibadah sampai membatalkan ibadah. Dan itu memang strategi setan untuk menyesatkan. Setan tidak mungkin menyesatkan dengan langsung melarang beribadah, tetapi menyusupinya dengan perkara kecil yang tidak ada tuntunannya yang di pandang baik. Kalau setan langsung melarang beribadah maka akan banyak umat manusia menolak ajakkan setan.  (waspadalah...)

Post a Comment

14 Comments

  1. Adapun hukum melafalkan niat shalat pada saat menjelang takbiratul ihram menurut kesepakatan para pengikut mazhab Imam Syafi’iy (Syafi’iyah) dan pengikut mazhab Imam Ahmad bin Hambal (Hanabilah) adalah sunnah, karena melafalkan niat sebelum takbir dapat membantu untuk mengingatkan hati sehingga membuat seseorang lebih khusyu’ dalam melaksanakan shalatnya.

    Memang tempatnya niat ada di hati, tetapi untuk sahnya niat dalam ibadah itu disyaratkan empat hal, yaitu Islam, berakal sehat (tamyiz), mengetahui sesuatu yang diniatkan dan tidak ada sesuatu yang merusak niat. Syarat yang nomor tiga (mengetahui sesuatu yang diniatkan) menjadi tolok ukur tentang diwajibkannya niat. Menurut ulama fiqh, niat diwajibkan dalam dua hal. Pertama, untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan (adat), seperti membedakan orang yang beri’tikaf di masjid dengan orang yang beristirah di masjid. Kedua, untuk membedakan antara suatu ibadah dengan ibadah lainnya, seperti membedakan antara shalat

    “Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (shalat) agar mulut dapat membantu (kekhusyu’-an) hati, agar terhindar dari gangguan hati dan karena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Nihayatul Muhtaj, juz I,: 437)

    *** Catatan: apabila org spt saya yg bermashab syafi'i mungkin semua jamaah akan melafalkan niat mas, namun saya tidak menyalahkan apalagi mengkafirkan apabila sholat tanpa menucapkan lafal niatnya. Karena semua orang mempunyai keyakinan berbeda dalam beribadah. Apalagi orang spt saya yg jauh dari pintar soal agama tentunya hanya memakai aturan ulama yg mempunyai kredibilitas soal agama.

    Intinya saya berusaha semaksimal mungkin utk khusyu' sesuai seperti apa yg pernah saya pelajari dulu, dan berusaha mendekatkan diri kpd Allah SWT serta menjauhi larangannya. Amal ibadah saya hanya Allah SWT semata yg mengetahui, jika ada khilaf semoha Allah SWT mengampuni dosa2 saya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah panjang ya mba...
      saya awali dengan perkataan imam syafi'i sendiri.. pada saat ada orang yang fanatik dengan imam sayafi'i dan meminta setiap hukum hanya menurut imam syafi'i. Mendengar laporan sikap orang tersebut Imam syafi'i langsung marah. beliau berkata “Apapun yang aku katakan, kemudian terdapat hadist shahih dari Nabi yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadist Nabi adalah lebih utama. Olehnya,Janganlah kalian taqlid padaku.”
      (Imam Syafi’i)

      “Janganlah engkau taqlid kepadaku.Jangan pula kepada Malik,Asy-Syafi’i,Al-Auza’i,maupun Ats-Tsauri. Tetapi ambillah dari mana mereka mengambil.”
      (imam ahmad)

      “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah dan kabar Rosulullah,maka tinggalkanlah perkataanku.”
      (Imam Abu Hanifah)

      “Sesungguhnya saya hanyalah seorang manusia yang bisa salah dan bisa benar.Maka perhatikanlah pendapatku. setiap pendapat yang sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah, ambillah,dan yang tidak sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah, maka tinggalkanlah.”
      (Imam Malik Bin Anas)

      Bermazdhab boleh untuk yang masih awam, tetapi tetap mengutamakan Alloh dan rosululloh..

      Ibnu ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma mengatakan,

      “Hampir saja kalian akan dihujani hujan batu dari langit. Aku menyampaikan bahwa,‘Rasulullah bersabda demikian lantas kalian membantahnya dengan mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar berkata demikian.’ “(Shohih. HR. Ahmad).

      perkataan Abu Bakat dan Umar saja di larang di utamakan jika menyelesihi sunnah Rosululloh sholallohu alaihi wassalam...

      Berikutnya.. jika kita mengatakan bahwa niat wajib atau disunnahkan untuk di lafazkan, maka kita telah ragu akan kekuasaan Alloh Yang Maha Mengetahui segalanya, termasuk niat yang tersembunyi dalam hati.

      Catatan mba ya..:
      Banyak yang mengatakan bahwa ini dan itu adalah perkataan imam syafi'i, setelah kita rujuk dalam kitab imam syafi'i ternyata hanya mengatasnamakan Imam syafi'i saja...

      Ayu kita belajar kroscek mba... lihat sumber kitab yang mengatakan bahwa ini dan itu adalah memang perkataan imam ini dan imam itu...

      Jadilah hamba yang sami'na wa atho'na...
      (semoga mudah di fahami ya...)

      Delete
    2. Ini saya tambahkan lagi perkataan Imam Syafi'i...

      Imam Syafi’i berkata:

      ِ“Setiap apa yang aku katakan lalu ada hadits shahih dari Rasulullah yang menyelisihi ucapanku maka hadits lebih utama untuk diikuti dan janganlah kalian taklid kepadaku”.[cek aja di Hilyatul Auliya 9/106-107 oleh Abu Nu’aim]

      Imam Syafi’i berkata:

      “Apabila kalian mendapati sunnah Rasulullah maka ikutilah sunnah Rasulullah dan janganlah menoleh ucapan seorangpun”.[cek aja di Dzammul Kalam 3/47 oleh Al-Harowi dan dishahihkan alAlbani dalam Shifat Sholat Nabi hlm. 50.]

      Imam Syafi’i berkata:

      “Apabila telah shahih hadits dari Rasulullah maka ambilah dan tinggalkan pendapatku”.[cek aja di Al-Bidayah wa Nihayah 5/276 oleh Ibnu Katsir]

      Imam Syafi’i berkata:

      “Apabila ada hadits shahih maka itulah madzhabku dan apabila ada hadits shohih maka lemparlah ucapanku ke tembok”.[cek aja di Siyar A’lam Nubala 5/35 oleh Adz-Dzahabi dan Al-Majmu’ 1/63 oleh an-Nawawi]

      Imam Syafi’i berkata:

      “Setiap masalah yang ternyata ada hadits shohih dari Nabi yang menyelisihi ucapanku maka saya meralatnya
      baik di saat hidupku atau sesudah matiku”.[cek aja di Tawali Ta’sis hlm.108 oleh Ibnu Hajar.]

      Demikianlah saudaraku,ucapan ucapan emas nan berharga dari Imam Syafi’i. Berkat ucapan beliau ini,maka para muridnya dan pengikut madzhabnya yang sejati mengikuti wasiat emas beliau sekalipun harus menyelisihi pendapat Syafi’i

      Delete
    3. Ternyata Imam syafi'i juga menyangkal perkara pelafalan niat sholat yah mas, jika ada perkataan Beliau tidak sesuai dgn tuntunan nabi maka Beliau punh meralatnya. Lantas apakah orang2 yg terlanjur menucapkan niat secara lisan sholatnya tidak di sah dan tidak terima?

      Kedua. Dlm hal ini mas payzo niat sholat cukup di dalam hati. Apakah niat yang dibaca dlm hati tsb sama dgn niat yang di ucapkan? (dlm hal ini lafalnya mas). Atau ada lafal2 lain.

      Maaf utk masalah ini saya betul2 baru mengetahui. Bukannya saya memperpanjang komentar, tapi saya ingin belajar Mslh sholat yg benar,krn hisab pertama kali kan sholatnya mas. Jadi takut nih...:(

      Delete
    4. Nah ini yang saya kagumi dari mba indah.... sangat rugi bagi laki-laki yang tidak dapat menjadikan mba indah sebagai pendamping hidup...

      Sebenarnya masalah niat, tidak ada bacaan tertentu, sekalipun untuk di baca dalam hati. Karena Alloh Maha Mengetahui niat yang tersirat dalam hati kita. Saat kita berdiri mau sholat...hati kita tentu sudah merasa bersiap menghadap sang Maha Kuasa, menghadap Raja dari para Raja, penentu Syurga dan Neraka... (ini jika hati kita ikhlas memang sholatnya untuk Alloh) tetapi ada juga lo orang yang sholat untuk cari perhatian orang lain, supaya kelihatan alim atau kelihatan orang ahli ibadah... (dan Alloh lah Yang Maha Mengetahui dan menilai ibadah seseorang)...Jadi walaupun kita berucap niat tetapi di hati untuk mencari perhatian manusia maka sholatnya tidak di terima, karena Alloh hanya akan menerima ibadah yang di niatkan murni untuk Alloh semata.

      Untuk yang sudah terlanjur melafazkan niat, jika karena tidak tahu.. Allohu a'lam... sholatnya tetap dapat pahala jika ikhlas dan benar caranya, tetapi niatnya bisa penyebab dosa karena menyelisihi sunnah rosululloh. maka InsyaAlloh cukup dengan bertobat dan tidak akan mengulangi lagi...

      Makanya dalam kaedah mengamalkan syariat, "di haramkan mengamalkan perkara ibadah jika tidak memiliki dalil untuk melaksanakannya, tetapi selain perkara ibadah maka di perbolehkan melakukan apa saja, sampai ada dalil yang melarangnya" karena perkara ibadah sudah di tentukan tata caranya dan yang berhak menentukannya adalah hanya Alloh semata. (tolong jangan di salah artikan... nanti gak mau sholat dan gak mau puasa karena tidak tau dalilnya. Segala ibadah yang di wajibkan maka lakukan sepengetahuan kita dulu, tetapi kita tetap harus belajar mencari tahu bagaimana tata cara yang benar...InsyaAlloh perjuangan kita mencari yang benar akan mendapat balasan yang baik dari sisi Alloh Subhanahu wata'ala)dan belajar mencari yang benar jauh lebih baik, dari pada rajin ibadah tetapi ibadahnya menyelisihi dalil..

      oya.. klo mau komen panjang gak papa koq mba... klo mba mau.. saya akan share video tata cara sholat dan bukunya komplit dengan dalilnya... barrokallohufiki...

      Delete
    5. wah kayaknya klo komen mbak indah dan mas pay digabung bisa jadi banyak postingan tuh hehehe....

      Delete
  2. Mantap Mas Pay... thanks pencerahannya... sejuk banget disini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf ya... saya tidak akan membagikan hal ini, jika saya masih ragu... yang tidak sependapat silahkan, tetapi saya berlepas diri dari pelafazan niat.... HUjjah sudah jelas tapi masih ragu maka hidayah hanya dari Alloh subhanahu wata'ala...

      Delete
  3. betapa bernilainya sebuah niat ya Mas. dan dari sini pun sudah ada ujian buat kita ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kang.. ini adalah salah satu ujian bagi kita, banyak hal yang di sisipi dalam ibadah....

      Delete
  4. saya kok malah baru mendengar niat sholat di embel2i nawaitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, nenek moyang kakek buyut dan bahkan bapak saya juga make nawaitu... mas...

      sayangnya saya tidak sempat berdialog dengan bapak saya dalam hal ini...

      Delete
  5. ma'af saya juga gak nyambung...

    ReplyDelete