Pemotongan 1 bulan tunjangan sertifikasi


Pemotongan tunjangan sertifikasi

Tadi habis kumpul dan ngobrol dengan beberapa guru, katanya hasil sosialisasi di dinas dikpora kotawaringin barat (kobar), bahwa tunjangan sertifikasi guru akan di potong sebanyak 1 bulan, jika tidak masuk selama 3 hari atau lebih, entah karena sakit atau karena hal yang lain. Dan hal ini di akui pihak dinas sebagai keputusan dari pusat. Jadi setiap guru yang sakit atau tidak hadir lebih dari 3 hari di bulan ini maka tunjangannya hilang 1 bulan, dan jika bulan depan tidak hadir lagi maka hilang lagi satu bulan. Dan jika setiap bulannya ada 3 hari lebih tidak hadir maka guru yang bersangkutan tidak akan mendapatkan tunjangan sertifikasi sama sekali, jadi sama seperti guru yang tidak bersertifikasi.


Adalagi kebijakkan yang sedang dalam wacana yaitu adanya pemotongan 10% dari tunjangan sertifikasi, katanya dana 10% tersebut di gunakan untuk MGMP, dan kegiatan guru yang lainnya. Padahal sebelum di adakan sertifikasi dana yang dimaksud memang sudah ada.

Beberapa hal yang di jadikan kekewatiran dalam kebijakkan ini adalah :
  1. Kasihan yang sakit, sudah jatuh ketimpa tangga, digigit anjing lagi...
  2. Uang yang di potong tidak kembali ke pusat tapi masuk ke kantong oknum tertentu...
  3. Jika 3 hari tidak masuk, di potong 1 bulan, mendingan tidak masuk selama sebulan sekalian.
Inilah akibat kesenjangan antara guru dan pihak struktural...
Saya pribadi tidak bermaksud mencampuri kebijakkan ini, toh saya gak di untungkan dan di rugikan dari kebijakkan ini, tetapi kawatir dampaknya pada kinerja guru. Karena sebagian guru sudah ogah-ogahan melaksanakan kewajibannya.

Yang mau saya tanyakan apakah memang ada kebijakkan dari pusat untuk pemotongan dengan jenis seperti ini...?? (maklum belum dapat bocoran dari pusat atas kebijakkan ini). Kalau memang ada kebijakkan dari pusat maka tidak masalah...

Post a Comment

40 Comments

  1. Kalau bener-bener ƍäªќ ăĎª ♧☀ kebijakan resmi dari pemerintah, miris ya Sob? Hmmmm....:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya niat mensejahterakan guru yang setengah hati namanya ya... tapi gak papalah untuk semua guru toh sudah dapat gaji.... mudah-mudahan pihak struktural juga akan mendapat sertifikasi... dan juga akan di potong jika 3 hari tidak hadir... gimana perasaan mereka ya...

      Delete
    2. perasaannya pasti seperti terpotong2

      Delete
    3. kang zaf pengalaman banget...

      Delete
  2. assalaamu'alaikum warohmatullah. pertama saya ada perlunay dengan artikel ini jadi saya pengen komentar.
    kedua saya berkomentar dengan baik tidak clometan.
    ketiga saya tidak mengharapkan apapun dari kunjungan master guru saya.
    keempat saya tidak tersinggung sama sekali.
    tulisan ini saya buat sesadar-sadarnay.

    saya rasa aturan ini hanya akal2an saja tidak mungkin pusat memberi aturan seperti itu, naif sekali. Kasus seperti ini sama dengan yang di mojokerto bahwa guru yang sertifikasi sudah selayaknya di potong langsung untuk dibagikan kepada guru lain.

    demikian terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berwibawa banget komentarnya master guru...

      Delete
    2. memang mas agus gurunya saya dan guru semua orang...

      Delete
    3. wah saya di angkat oleh master guru mas agus... memang master...saya jd tersanjung..

      Delete
    4. tersanjung yang main jihan fahira ya?

      Delete
    5. penggemar sinetron ya kang...

      Delete
  3. Ah paling juga uang potongan tunjangan tsb disalahgunakan mas, persis kata mas Payzo masuk ke kantong oknum.
    Tp mudah2an keputusan ini bisa berubah dan mensejahterakan para guru2 di seluruh indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah-mudahan mba...tapi klo di pastikan masuk ke kantong oknum saya belum berani sampai jelas buktinya...

      Delete
    2. Iya sih mas, mungkin saya terlalu sering melihat dari serangkaian kasus korupsi di negara ini. Mudah2an saja saya salah....heheheh

      Delete
    3. Mungkin juga terlalu sering nonton film.. heehe *becanda...

      Delete
  4. masak mas tidak masuk karena sakit gajinya dipotong, kok mentala ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya itulah kebahagiaan menjadi guru....

      Delete
    2. tuh setiap komen saya disuruh salim dulu ... inggih master guru..

      Delete
    3. tuh kang zaf aja sampe cium tangan... manjur tenan iki master

      Delete
  5. bentar nda keburu komen dl,, tny guru2 d tmpat laen aah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ok.. mantab mba.. harus tabayun dulu... saya tunggu..infonya sangat di harapkan....

      Delete
    2. saya sambil nongkrong disini

      Delete
    3. maaf suguhannya nekad sekali.... cuma tempe, gak di temani suguhan yg lain...

      Delete
  6. kalo di tempat saya bekerja, telat aja udah remuk penghasilan. apalagi ditambah sorenya nggak absen. demikian halnya kalo sakit, nggak pandang bulu. untunglah untuk kebijakan bagi si sakit ini ada kebijakan sekarang. nggak kena potongan jika ada surat keterangan dokter.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah beruntung sekali kang zaf... pasti gajinya gede sampe banyak yg di potong...

      Delete
  7. pantesan saya sering melihat pendidik sering duduk di warung dekat sekolah,padahal saat jam pelajran.Dan sepertinya kalau itu hanya konsep meja aja sob, kesepakatan sepihak dan menguntungkan sepihak juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah.. tambah maju ya pendidikan di Indonesia dengan segenap kebijakkan yang ada... mantab dah..

      Delete
  8. Kakakku dua2nya Guru.. klo mang kayak gitu jadi kasian nih ma kakak perempuanku yang sering sakit2an... mudah2an peraturan yang keluar tidaklah kaku dan lebih luwes.. meski pada dasarnya untuk produktivitas karena banyak oknum dan anggapan masyarakat bahwa guru sekarang dah ngajarnya males nggak ngena di murid..tunjanganya gede... hehehe...

    ReplyDelete
  9. hmmm, tar aku mau nanya kakakku dulu.. kebetulan dia guru..

    ReplyDelete
  10. Memang perlu mendidik kedisiplinan kepada para guru, agar tidak dengan sengaja tidak hadir untuk memberi mata pelajaran kepada murid-murid. Asal memang potongan atas hukuman tersebut diserahkan kembali ke kas negara atau ke kas sekolah dan digunakan untuk kepentingan sekolah saya rasa itu tidak masalah. nah yang jadi masalah adalah bila potongan tersebut digunakan untuk memperkaya oknum tertentu. itu sudah suatu kebijakan yang berpihak kepada penguasa saja namanya.

    ReplyDelete