Setelah kemaren di dalam sebuah forum pelatihan pengembangan ICT, terlontarlah pertanyaan dari salah satu guru TIK, tentang apa yang menjadi alasan dan sebab penghapusan mata pelajaran TIK. Di jawablah pertanyaan tersebut oleh salah satu narasumber, kurang lebih ;"TIK bukan untuk di pelajari, tetapi TIK di gunakan untuk membantu mempelajari mata pelajaran yang lain." Sekilas jawaban ini diplomatis yang cerdas. Memang pada saat ini semua mata pelajaran bisa di dapat memalui media TIK. Tetapi yang menjadi pertanyaan,"Bagaimana mempelajari sebuah mata pelajaran menggunakan TIK, sedangkan cara menggunakan TIK tidak di ketahui, alias tidak di pelajari...??".
Di sisi lain hasil dari pelatihan pengembangan ICT, dapat di simpulkan bahwa semua badan pendidikan dari segala jenjang di harapkan sudah bisa berubah dari sistem manual menjadi sistem komputerisasi di semua aspek sekolah, mulai dari sistem PSB harus online, dalam kegiatan belajar mengajar bisa dimana saja dan dalam kondisi apa saja dengan memanfaatkan media online, sampai semua aktifitas kegiatan siswa dan guru harus tercantum secara online. Melihat rancangan pendidikan pemerintah ke depan serba menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Tetapi kenapa mata pelajaran TIK harus di hapus, yang merupakan sebagai pengantar dan pengenal untuk mensukseskan rancangan pendidikan yang serba menggunakan teknologi...???
Kalau melihat dari sisi SDM guru secara umum dalam bidang teknologi, jangankan untuk mengetik soal, memegang mouse saja tidak bisa. Lalu bagaimana cara merealisasikan TIK di gunakan untuk membantu mempelajari mata pelajaran yang lain...? ckckckck...
Dari awal saya pribadi memiliki pendapat, seharusnya sebuah badan pendidikan harus independen, tidak memiliki atasan seperti dinas pendidikan dan mentri pendidikan, yang terkadang memiliki latar belakang bukan guru, sehingga setiap kebijakkan yang di ambil tidak pernah mengena dengan kondisi di lapangan. Seharusnya cukup dengan PGRI yang mengatur semua kurikulum dan kebijakkan pendidikan yang aggotanya jelas berasal dari guru. Dengan demikian maka selain masalah penetapan kurikulum yang lebih tepat, juga jika terjadi kesenjangan pendapatan guru (fungsional) dan para pegawai struktural tidak akan mempersulit para guru. Seperti yang terjadi pada saat ini para guru di buat "gelabakkan" pada saat mengurus kelancaran gaji sertifikasi, akibat tete bengek yang di buat sepihak dari pegawai struktural yang kemungkinan sebagai akibat kesenjangan pendapatan guru dan struktural.
21 Comments
met siang sobat wah lma gak mampir kesini,ni heheh. trmksih kawan infonya sangat membantu sekali mas. sekalian mau nganterin kopi mas xixixix
ReplyDeletehmm dari warkop mba uswah ya..
Deleteiya nih kayaknya
Deletejadi heran yah? padahal guru sudah berpengalaman dlm mendidik siswa malah di atur sama org yg bukan profwsi guru. Makin membingungkan, lantas apa jadinya para siswa selalu di ombang ambingkan oleh peraturan yg ndak jelas itu?
ReplyDeletekemarin saya jg sempat baca surat untuk SBY di blog detik mas. Intinya guru tsb protes atas kebijakan ini. Cb mas main2 di blog detik, disana byk sekali kawan2 guru yg mengeluh.
trima kasih mba.. saya gak suka protes... saya orgnya nerimo aja... ntar saya maen2lah ke detik
Deletewah ternyata mau dihapus ya mas, kasihan guru2 tik yang sudah menjadi honorer beberapa tahun. Ironisnya pendidikan ktia kan ijasah gurunya bisa diakali mas, jadi kalau guru tik tidak bisa megang mouse itu sudah terlalu
ReplyDeleteklo guru tik gak bisa megang mouse memang terlalu... tapi klo guru fisika gimana..?
Deletekalau guru fisika gak bisa ya gak papa karena biasa pegang palu
Deleteya itu.. klo materi fisika di korelasikan dengan TIK, sedangkan megang mouse aja gak bisa trus gimana tuh...
Deletekalau tik di gabung dengan fisika maka mousenya di palu hahahah
DeleteTIK itu penting banget. OK dibilang pendukung, tapi kalo materinya nggak pernah tersampaikan di pelajaran2 yang lain, maka jadilah wawasan pelajar akan sempit soal TIK ini.
ReplyDeleteiya.. betul tu kang...
Deletewaduh jangan deh :/
ReplyDeletesudah putuskan sob
Deleteklo smk kabarnya ada multimedia... klo TKJ kurang tau
ReplyDeleteTik itu harus di ganti dengan yg lebih canggih lagi, yg diketahui di zaman skrng bukannya di jaman dulu...
ReplyDeletemantap infonya bang!
kayanya juga merupakan salah satu gerakan pendukung go green dengan menghemat kertas. tp belum tentu semua guru bisa mengoperasikan komputer dan melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Sedangkan di dunia kerja kita lebih banyak menggunakan komputer tetapi TIk malah dihapuskan.
ReplyDelete1 lg yg membuat saya kurang senang, gak bisa bawa laptop ke sekolah lg deh
Oh ya pak, apakah di sekolah kita tetap mengajarkan TIK atau juga mengikuti pemerintah yaitu dihapus??
ReplyDeletepara senior sekarang TIK sudah dihapus, buka kursus/private aja banyak kok siswa dan guru pingin belajar tentang komputer karna semua dunia usaha pasti membutuhkan ahli komputer, anda tertarik dengan project IT atau yang berkaitan IT silahkan kunjungi http://bo-fsakti.blogspot.com
ReplyDeleteyuk buka kursus aja...
Deletebener tuh den..
ReplyDeletehari gue jaman uda serba canggih malah kurikulum nya manual..
cuma karena menteri pendidikan nya yang gaptek lantas dia meniadakan tik karna takut diolok" goblok..
wkwkwkwk.. indonesia indonesia.. kenapa orang-orang tolol ini harus menjad pemimpin rakyat ini.. !!!!!!
peace \\//