Mengenal Alloh dengan cara yang benar

Mengingat banyak tulisan yang beragam tentang mengenal Alloh subhanahu wata'ala, membuat saya kawatir dan sedikit risau, karena banyak tulisan menjelaskan dengan pemahaman yang salah. Sekali lagi penegasan salah disini di ambil berdasarkan sudut pandang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, bukan berdasarkan pemikiran saya pribadi. Jadi pembahasan mengenal Alloh dengan cara yang benar dibuat dengan tidak menyelisihi dalil syari'at. Anda bisa cari bantahannya di dalam Al-qur'an dan As-sunnah, jika yang saya bahas ini menyelisihi salah satu dalil. Sebenarnya pembahasan masalah mengenal Alloh adalah pembahasan yang sangat berat, karena hal ini mengandung aqidah, jika yang saya paparkan mengandung kesalahan maka resikonya saya akan mendapat dosa sebanyak dosa yang di lakukan orang yang mengikuti kesalahan saya.

Pembahasan ini harus saya lakukan karena banyak tulisan yang saya lihat di google, ternyata di isi dengan tulisan merusak aqidah. Adapun pembahasan di dalam posting kali ini, saya tidak memaparkan banyak dalil, karena kawatir dalil yang di paparkan hanya menjadi bahan olok-olokkan.

Makna mengenal Alloh subhanahu wata'ala;

Jika kita mengetahui nama seseorang, apakah itu di sebut mengenal seseorang..? Jika kita mengetahui wujud atau bentuk dari seseorang, apakah kita di anggap sudah mengenal orang tersebut...? Semua jawabannya tentu tidak. Banyak orang yang mengaku mengenal dan mengaku akrab dengan seseorang, tetapi setiap sikapnya selalu membuat orang yang di anggap kenal tersebut selalu kecewa dan marah. Katanya kenal, katanya akrab, tetapi tidak pernah tau apa yang di inginkan dan apa yang tidak di inginkan oleh orang tersebut. Sehingga yang terjadi adalah orang tersebut selalu marah dan kecewa dengan sikap kita, dengan semua perbuatan kita.

Jadi makna mengenal Alloh subhanahu wata'ala dapat kita pahami yaitu, dengan mengenal dan mengetahui semua larangan dan semua perintah-Nya, dengan cara mempelajari kitab-kitab-Nya dan hadits rosululloh sebagai utusan-Nya. Dengan begitu, walaupun kita tidak mengenal bentuk dan wujud-Nya (*karena memang tidak di perbolehkan, cukup untuk di yakini, sebab Alloh berbeda dengan mahluknya) kita akan mendapat keridhoan-Nya bukan amarah-Nya.

Beberapa kesalahan fatal cara mengenal Alloh Subhanahu wata'ala;

Kebanyakkan orang berlebih-lebihan dalam beribadah, sampai tidak di sadari yang di lakukan adalah sebuah kekufuran terhadap Alloh subhanahu wata'ala. Termasuk berusaha mengenal Alloh dengan cara yang salah. Adapun di antara cara tersebut adalah :
  1. Menyamakan wujud Allah dengan mahluknya. Hal ini berbahaya karena wujud Alloh berbeda dengan wujud mahluk-Nya. Hal ini lah yang menjadi sebab kenapa kita di larang mempertanyakan tentang wujud Alloh, karena daya nalar manusia untuk membentuk sebuah wujud terbatas dengan wujud yang pernah di lihatnya di dunia saja. Seperti yang di gambarkan oleh agama lain dengan patung yang berwujud binatang di campur dengan wujud manusia. Jika kita meyakini Alloh seperti yang di gambarkan oleh akal kita, maka kita telah kufur, karena telah menyembah Tuhan yang wujudnya bukan seperti yang di gambarkan oleh akal kita. Oleh karena itu kita cukup untuk meyakini segala hal yang berhubungan dengan Alloh tanpa harus berusaha mencari tahu hingga membentuk sebuah gambaran di kepala kita.
  2. Mengartikan semua sifat Alloh dengan sifat mahluknya. Allah memang memiliki asma wa sifat, tetapi hanya untuk kita yakini sesuai teks yang tertera dalam dalil, tanpa berusaha merubah atau memaknai sesuai akal kita.
  3. Melakukan amalan pada tingkat tertentu, agar bisa mengenal Allah. Cara ini biasanya di lakukan oleh pemahaman tasawuf atau sufi. Saya tegaskan "BAHWA SUFI ATAU TASAWUF ITU BUKAN BERSUMBER DARI AJARAN ISLAM, DAN SAYA BERLEPAS DIRI DENGAN SEMUA AJARAN TASAWUF". Diantara kesesatan dan penyimpangan ajaran tasawuf adalah meyakini pada diri seseorang jika sudah mencapai tingkat tertentu bisa menyatu dengan Alloh. Bahkan firaun yang mengaku tuhan, dianggap sufi sejati, karena telah menyatu dengan tuhan. Padahal banyak ayat yang mencela firaun di dalam Al-Qur'an maupun hadits shohih. Bahkan jasad firaun di abadikan agar menjadi pelajaran untuk semua manusia agar tidak mengikuti firaun. Semua ajaran sufi atau tasawuf berdasarkan mimpi atau khurofat, yang tidak dapat di buktikan dan di uji keilmiahnya. Jikapun terdapat dalil maka dalil tersebut di potong, dan di fahami sesuai sekehendak hati mereka. Tahukah anda bagaimana cara menjadi seorang mursyid sufi (guru besar tasawuf)..? cukup dengan memanjangkan jenggot, berpakaian gamis, dan berbicara tidak menggunakan dalil tetapi menggunakan cerita-cerita aneh bin ajaib hasil dari karangan belaka. Kesesatan tasawuf tidak terangkat karena kebanyakkan yang di ajari adalah masalah cinta kepada Allah tetapi melampaui batas syar'i. Sedangkan yang benar di dalam jiwa seorang muslim harus ada rasa cinta, takut dan pengharapan kepada Alloh subhanahu wata'ala.

Kayakinan yang salah terhadap Alloh subhanahu wata'ala :

  1. Meyakini Alloh berada di mana-mana. Keyakinan ini sangat berbahaya karena banyak dalil yang menyebutkan bahwa Alloh berada di atas langit. Sebenarnya, yang ada di mana-mana di sekeliling kita, termasuklah diri kita sendiri ini ialah ilmu-Nya, dan bukanlah Allah subhanahu wata'ala itu sendiri yang berada di mana-mana. Ini telah diterangkan oleh Imam Malik bin Anas :
    "Allah berada di atas langit sedangkan ilmu-Nya di tiap-tiap tempat (di mana-mana), tidak tersembunyi sesuatupun dari-Nya"
  2. Meyakini Alloh menyatu dengan mahluk-Nya. Sekali lagi aqidah ini kebanyakan di temui dalam pemahaman tasawuf (maklum saya pernah ikut salah satu tarekat sufi atau tasawuf). Karena keyakinan yang satu ini sudah jelas kekufurannya maka tidak di jelaskan.

Waspadalah...! 
Kesalahan dalam meyakini (aqidah) maka akan masuk ke Neraka dan kekal di dalamnya...



Post a Comment

24 Comments

  1. smoga bisa mngenal dan dikenal Nya, aamiin
    jazakallahkhaeran pncerahannya

    ReplyDelete
  2. Saya tertarik dgn tulisan yg merah itu mas, masalah sufi. Berarti Imam ghazali termasuk kesesatan dalam tasawuf. padahal byk buku2 hasil karyanya yg bagus2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di akhir hayat imam Al-Ghozali sudah bertaubat dengan memeluk kitab hadits bukhori, dan buku yang sudah terlanjur tersebar memang sudah tidak memungkinkan baginya untuk menarik kembali...
      (allahu'alam..)

      Seharusnya yang penting bagi kita adalah qolalloh wa qolarosul (perkataan Alloh dan perkataan Rosul), bukan qola fulan atau qola Al ghozali... kalau di dalam kitab imam Al-ghozali memang berdalil yang shohih maka ambil, tetapi jika dhoif maka tinggalkanlah..

      saya juga dulu penggemar kitab imam Al-Ghozali, saya sempat punya kitabnya "di balik ketajaman mata hati"... tetapi sebagai muslim yang ingin mendapatkan syurganya Alloh maka cukupkan diri dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah...

      InsyaAllah banyak koq yang membahas secara ilmiyah dan bisa di uji akan kebenarannya berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah..
      barrokallohufikum...

      Delete
  3. ini merefresh pikiran saya biar makin benar memahami sifat Allah yang tunggal, yang tidak sama dengan makhluknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita di fahami dan di kenalkan dengan pemahaman yang benar khususnya masalah aqidah, sebelum ajal menjemput jiwa kita...
      Barrokallohufikum..

      Delete
    2. iya, soal aqidah ini secara garis besar saya mungkin tau. tapi detail dan pemahaman yang operasional, kadang remuk Mas.

      Delete
    3. kita harus sering belajar agar tidak salah dalam beraqidah... masa cuma ilmu blogger yang di pelajari tiap hari, yang dampaknya paling cuma dapat SERP google.. tapi kalau belajar masalah Aqidah kita bisa dapat merasakan dampaknya sampai nanti setelah mati...

      Delete
  4. urusan akidah memang tidak bisa dianggap ringan, ada syirik kecil yg tersembunyi dlm hati sedikit demi sedikit akan menggoyahkan iman dan kebanyakan tidak disadari,, jaddidu imanakum biquli laa ilaaha illallah..

    terima kasih sharenya, jika berkenan mohon untuk folbek :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Barrokallohufikum.. insyaAlloh

      Delete
    2. riya' itu yang kadang menghantui langkah2 saya

      Delete
    3. bukan hanya langkah2 kang zaf.. tapi riya itu adalah hal yang Rosululloh takutkan akan di alami oleh para sahabat rodhiallohuanhum... apalagi kita, yang imannya gak ada apa2nya

      Delete
  5. Salut dengan mas babol akan ketegasannya, tapi maaf kalo boleh koreksi jumlah sifat Allah bukan 20, tapi 99 itupun yang tertera dalam dalil, adapun yang tidak tertera (maksudnya hanya Alloh yang tahu) maka bisa lebih dari 99... adapun 20 itu di karang oleh Abu Hasan Al Asy’ari..(Allohu'alam..)

    Intinya kita jangan berani menambah dan mengurangi masalah aqidah... di biarkan apa adanya... tidak perlu diperdebat, jika ada di dalam Al-Qur'an maka ikuti jika tidak ada maka tinggalkan... buat apa kita membela sesuatu pemahaman atau aqidah yang tidak tertera dalam Al-Qur'an dan As-sunnah... kalau ingin masuk syurga ya cukupkan diri dengan Al-Qur'an dan As-sunnah...

    Maaf ya kepanjangan... sebaiknya kita menjadi hamba yang "sami'na wa atho'na"...

    ReplyDelete
  6. Alloh hanya satu

    ga ada yang lain

    menjalankan dan mejauhi larangan - Nya

    niat aku kenal dekat Kepada-Nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang klo pakar puisi maka akan terus berpuisi

      Delete
  7. saya sepakat dengan pendapat yang menyatakan bahwa ilmu. barokah, dan anugrah ALLAH itulah yang menyebar dimana-mana,dan bukan ALLAH yang berada di mana-mana, kalau boleh dikatakan ALLAH tidak kemana-mana, tapi ALLAH berada dimana-mana.....salam :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sob.. jika di katakan Alloh ada di mana-mana.. masa di tempat najis juga dianggap tempat Allah..

      Maha suci Allah dengan segala kebesaran-Nya

      Delete
  8. Sebenarnya untuk menentukan sifat wajib bagi Allah bukan wewenang mahluk ataupun seorang ulama, penentuan sifat Allah adalah hak ALlah semata. Yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an... jadi kita cukupkan saja dengan konteks yang tertera pada firman Allah yang ada pada Al-Qur'an dan sabda Rosululloh yang ada pada Al-Hadits...

    ReplyDelete
  9. Memberikan cahaya terang dalam hati ditengah kegelapan dengan meyakini bahwa Allah selalu menyayangi kita sebagai hamba-Nya dan menuntun kita dalam jalan yang lurus dan benar serta diridhai oleh Allah.

    Kalau boleh request pak, saya ingin tahu lebih jelas tentang hukum Shalat dengan Sarung/Celana yang melebihi mata kaki. Saya pernah diberi tahu oleh teman saya yang ditunjukan (Kalau tidak salah 23 dalil) oleh temannya. Mohon bimbingannya. ^^

    ReplyDelete
  10. saya ketinggalan artikel yang sangaat menarik ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhmm... tiket boleh di tukar klo ketinggalan

      Delete