Sejujurnya setiap posting yang berhubungan dengan hukum syari'at sangat berat bagi saya untuk mengutarakannya. Karena jika salah tulis atau menyebabkan salah persepsi dari pembaca maka akan membuat kesalahan yang ditanggung sampai di akhirat. Tapi mengenai hukum mengakui semua agama benar, membuat saya terpancing untuk mengutarakan isi prinsip yang ada dalam kepala saya, yang insyaAllah sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur'an dan As-sunnah. Banyak orang salah memahami dalam menempatkan perkara ini, atau juga lupa akan prinsipnya dalam beragama. Untuk itu tanpa bermaksud meremehkan yang lain, saya ingin mengingatkan apa yang sudah terlupakan, yang berhubungan dengan pengakuan semua agama benar.
Hukum mengakui semua agama benar adalah haram yang membawa kekafiran. Baik yang di terucap di lisan, apalagi sampai di yakini dalam hati. Hukum ini berdasarkan syahadat "La Ilaha Ilalloh" yang artinya tiada Tuhan Selain Allah, yang maknanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan cara yang benar kecuali hanya kepada Allah semata.
Bagaimana mungkin anda mengakui semua agama benar sedangkan hal tersebut menyelisihi kalimat tauhid "La Ilaha Ilalloh" (tiada Tuhan selain Allah). Bukankah setiap agama memiliki Tuhan..? Lalu kemana keyakinan anda bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh..? Tidakkah mengakui semua agama benar berarti mengakui ada Tuhan selain Allah...? saya rasa hal ini cukup untuk di pahami, walaupun saya tidak membawa dalil yang lain secara detail.
Adapun masalah toleransi, seperti berinteraksi di luar perkara agama dengan orang yang berbeda agama, wajib bagi kita untuk berprilaku dan berahlak sebaik mungkin. Tetapi jika masuk ke dalam lingkup perkara agama maka "Lakum dinnukum waliadin".
Tetapi jika anda mengatasnamakan hukum nasionalisme, maka ada baiknya anda mempelajari surah Al-Maidah ayat 44 yang ada dalam kitab suci Al-Qur'an Al-Karim.
25 Comments
wah, haram ya ternyata.... disamakan kayak gitu!
ReplyDeleteya sob.. tapi klo cuma bekerjasama dalam perkara bukan ibadah, kita boleh saja... bahkan harus berprilaku yang baik
Deletesebagai siraman rohani malam ini buat saya. makasih mas pay
ReplyDeletemaaf mas klo sudah menyiram malam2
Deletesaya pernah dengar yang biara masuk islam, ibu siapa namanya ?beliau ahli perbandingan agama ushuluddin, beliau ahli menglotok masalah agama kristen kemudian beliau masuk islam dan menjelaskan banyak perbedaan yang mengarah lakum diinukum waliyadin. kalau masih mengakui semua agama sama, mungkin orang tersebut belum pernah menyelami agama lain atau memeluknya terlebih dahulu baru membandingkan
ReplyDeleteya saya pernah punya video beliu... dia seorang biarawati kan..?? namanya saya juga lupa..
Deletebetul beliau mantan biarawati, betul2 masuk akal ceramahnya dan men smash semua anggapan agama benar,
Deletebener sekali sob.. di sindir dalam Al-Qur'an, orang dungu.. seperti anjing, di sampaikan dan tidak di sampaikan tetap saja menjulurkan lidah...
DeleteCocok Banget... konon agama orang iSrael YHWE, Nasrani Bapa, dan Islam Allah Swt adalah Tuhan yg sama dan di Imani oleh para Nabi Musa, Isa dan Muhammad. Apakah bener ?
ReplyDeleteJika iya Laa Ilaha Ilallah patutlah dijadikan dasar mengimani Allah Swt sebagai satu2nya Tuahn di Alam Semesta ini.
Makanya makna "la ilaha ilalloh" adalah tidak ada Tuhan yang berhak di sembah DENGAN CARA YANG BENAR, kecuali hanya kepada Alloh semata.
DeleteKarena banyak orang ingin menyembah kepada Alloh dengan cara menurut versi mereka sendiri, hingga tidak di sadari mereka sudah melakuakan perkara syirik (menduakan Alloh), seperti yang di lakukan oleh agama-agama lain...
selamat pagi mas pay saya mengharapkan tempe gorengnya
ReplyDeleteklo pagi-pagi jangan tempe goreng tapi singkong goreng aja..
Deletemalam2 gini enaknya singkong rebus
DeleteSaya pernah mention @ulil melalui twitter, mentor sekuler negeri ini, saya bilang begini,"Ntar kalo ulil mati kita kafani, shalatin di gereja, trus dibakar, abunya di masukin ke peti, petinya di buang ke laut, jadi bisa adil, karena semua agama sama dapat jatah"
ReplyDeleteHabis tu saya diblock sama ulil hehehe..
keren dan cerdas mentionnya. menampar semua orang yang punya pemikiran semua agama benar.
DeleteYang penting hati ini tetap yakin dan percaya saja terhadap Islam. Serta menjalankan ibadah sesuai syariat. Mengenai agama lain itu ya urusan yang bersangkutan..
ReplyDeleteGimana pak?
bukan hanya sebatas keyakinan tetapi di dalam lisanpun harus terjaga dengan ucapan ini.
DeleteSaya setuju jika menganggap semua agama benar adalah salah, tetapi yang perlu kita garis bawahi adalah perintah agama adalah sama untuk kebaikan umatnya meski jalan yang ditempuh berbeda, jadi substansi ajarannya jelas dan Alloh mengerti semua itu lebih baik daripada kita menterjemahkan menurut pikiran kita sendiri meski sudah didasarkan pada Al-Qur'an dan Al-Sunnah.... Saya pikir detil pengucapan dan kaidah yang dapaprkan harus benar-benar dipahami karena hal ini bisa merusak rasa toleransi kita bersama.... mohon maaf jika berbeda sudut pandang...
ReplyDeleteBetul sob.. tapi klo sobat baca tulisan di atas secara detail, maka jelas. Perkara ini adalah perkara aqidah.. kalau masalah toleransi beragama itu di perbolehkan, tetapi dalam batasan tertentu. Jangan mengatasnamakan toleransi semua perkara agama jadi sama dan benar. Contohnya dalam perkara ibadah atau perayaan ibadah agama tertentu, kita sebagai muslim tidak di perbolehkan mengikuti dengan mengatasnamakan toleransi. Tetapi dalam perkara muamalah diluar perkara ibadah, maka silahkan kita saling bekerjasama dengan sikap yang baik, misalkan transaksi jual-beli, memberikan bantuan musibah dan sejenisnya.
DeleteAllah Ta’ala berfirman,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al Mujadilah : 22)
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia” (QS. Al Mumtahanah : 1)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al Ma-idah :
Allah Ta’ala berfirman tentang bapak para nabi, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
دْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkar kepadamu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata” (QS. Al Mumtahanah : 4)
Saya minta maaf artikel ini menjadi polemik, karena yangBenar wajib untuk di sampaikan, walaupun pahit...
Saya kurang paham saat sobat menyatakan "Alloh mengerti semua itu lebih baik", Alloh memang Maha Tahu, tetapi kita di kabarkan dan di beritahu melalui Al-Qur'an dan AL-Hadits. Tetapi jika menterjemahkan makna hidup menurut pandangan sendiri dengan mengatasnamakan kehendak Allah, lalu dari mana kita tahu kehendak Alloh selain melaui Al-Qur'an dan Al-Hadist..? berhati-hatilah dalam berbicara mengenai Allah tanpa ilmu...
DeleteAlloh Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)” [Al-A’raf: 33]
saya mengutip dari perkataan Syaikh 'Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz -Rahimahullah- berkata: “Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk perkara terbesar yang diharamkan oleh Allah, bahkan hal itu disebutkan lebih tinggi daripada kedudukan syirik. Karena di dalam ayat tersebut Alloh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi"
sekali lagi saya minta maaf.. tapi yang saya inginkan adalah untuk menyampaikan perkara yang sangat urgent. Karena jangan sampai yang membuktikannya adalah kematian, sehingga menyisakan penyesalan abadi...
Jujur saya akui bahwa ilmu agama saya sangat dangkal sekali atau kalau boleh dibilang sangat cetek mungkin hampir sama dengan orang yang baru belajar agama, tetapi saya mohon maaf jika tulisan saya membuat sobat merasa harus menjelaskan dengan dengan detil sekali, karena jujur saya juga mempelajari Al-Quran dan Al-Sunnah tidak sebaik mas Pay, kita memang diberi pegangan hidup berupa Al-Qur'an dan Sunnah Rosul supaya kita berada tetap dijalannya dan mengungkap semua rahasia yang Alloh berikan lewat keduanya dan sebagai umat Islam kita disuruh belajar memahami dan membuka misteri Alloh lewat kedua kitab tersebut, tetapi ada hal-hal yang tetap menjadi misteriNya dan ada yang perlu diungkap, jangan sampai penyampaian kita menjadi sekat-sekat dalam kita beribadah dan bertoleransi. Kebenaran memang harus disampaikan apapun resikonya, tetapi kebenaran akan lebih baik disampaikan dengan cara-cara yang lebih toleran dan mengena karena mungkin jaman kita berbeda dengan jaman Nabi Muhammad SAW.... terimakasih banyak tas penjelasannya Mas Pay... dan saya mohon maaf jika merepotkan dan sedikit membuat mas Pay harus menyampaikan secara detail karena saya tahu mas Pay lebih segalanya dari saya yang baru belajar agama...
Deletesekali lagi saya minta maaf.. saya tidak bermaksud membuat artikel ini menjadi bahan perdebatan... saya juga orang yang masih belajar... cuma ada point yang harus saya perbaiki dari komen sobat budi di bagian "jaman kita berbeda dengan jaman Nabi Muhammad SAW". kalimat inilah yang sering menjadi alasan kebanyakan orang untuk merubah agama yang di bawa oleh Rosululloh...
DeleteYang berubah dan berbeda antara zaman kita dan zaman rosululloh hanyalah terletak pada perubahan teknologi dan adat dunia. Tapi tata cara aturan dan aqidah agama masih tetap dan tidak boleh berubah. Karena Agama Islam sudah sempurna, Kalau sudah sempurna tidak boleh ada penambahan dan pengurangan lagi. Kalau masih kurang atau butuh perubahan namanya belum sempurna. Jika kita bersikap dan beranggapan seperti itu maka kita telah mengingkari isi Al-Qur'an yang merupakan firman Alloh pada surah Al-Maidah ayat 3 :
"...Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu...."
sekali lagi saya mohon maaf jika cara saya menyampaikan kurang hikmah...
Terima kasih mas Pay atas koreksinya, saya juga mohon maaf jika ada salah kata dalam tulisan saya, saya kira perdebatan bukan sesuatu yang harus dihindari, karena terkadang perdebatan akan membuat kita menjadi lebih baik dan tahu letak kesalahan kita, karena jujur saya menghargai setiap perbedaan karena bagi saya perbedaan sangat indah jika kita bisa melihatnya dengan lebih bijak, dan saya sangat senang dengan perdebatan ini karena menambah pembendaharaan ilmu agama saya yang masih cetek ini... cuman yang saya maksudkan didalam perbedaan jaman itu bukan ingin membedakan isi, substansi dan aqidah agama Islam, karena saya tahu agama Islam adalah agama yang Maha Sempurna, karena saya sangat yakin dengan hal itu maka saya dengan niat yang ikhlas memeluknya dan akan tetap yakin dengan agama Islam sampai saya meninggal nanti, yang saya sorot hanyalah masalah tata cara penyampaian yang berbeda bukan pada aqidah agama Islamnya. Mungkin jika Blog Mas Pay khusus membicarakan masalah agama Islam, tentu saya akan support dan setuju banget dengan yang Mas Pay sampaikan, tetapi saya lihat blog Mas Pay bersifat general dan semua orang dengan banyak agama bisa mengaksesnya, saya takut akan ada sekat dan konflik yang membuat kita membenarkan agama masing-masing, yang akibatnya terjadi crash keyakinan dengan banyak pembenaran. Intinya saya sangat setuju dengan artikel Mas Pay diatas cuman kalau boleh usul yang bersifat aqidah bisa agak dikurangi seperti ungkapan haram dan kafir meskipun itu benar secara letterluck agama Islam, kecuali mas Pay bikin blog khusus aqidah Islam, karena yang akan masuk kesana adalah umat Islam dan saya akan sangat senang menjadi follownya mas Pay. Terkadang kebenaran tidak cukup disampaikan dengan keyakinan yang kukuh tetapi lebih bijak jika kita bisa melihat tempat dan alat serta cara menyampaikannya. Cukup sekian dari saya, saya sekali lagi mohon maaf atas tulisan saya ini yang penuh dengan kesalahan... Salam Blogger dan Terus berkarya....
DeleteBarrokallohufikum.. saya rasa kita tidak berbeda hanya miss comunication... sebenarnya di awal paragraf saya sudah mengutarakan perasaan saya saat menulis artikel ini.. memang benar artikel ini harusnya punya wadah khusus, saya hanya berharap mendapat pahala dari yang saya sampaikan. Terima Kasih juga sudah mengingatkan...
Deleteterima kasih sob.. saya sebenarnya ingin berbagi semua yang saya tau dalam blog ini.. dengan harapan ini akan menjadi lahan pahala buat bekal nanti mati. Yang paling penting dalam hidup adalah membenahi aqidah sebelum yang lain... karena tidak ada artinya amal ibadah yang kita lakukan jika aqidahnya melenceng dari aqidah yang benar...
ReplyDelete