Kronologi pergeseran ajaran Agama

Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali agama dan ajaran yang berkembang biak dari zaman dahulu sampai sekarang, padahal kita hidup di dunia yang sama, masa yang menciptakan kehidupan ini berbeda-beda. Nah lalu bagaimana bisa terciptanya sebuah agama-agama baru...? dan bagaimana bisa muncul keyakinan terhadap sesuatu selain kepada Allah...? Secara logika kita semua mengakui bahwa dengan bergantinya masa maka pasti akan di iringi dengan pergeseran adat istiadat, kebiasaan dan bahkan ajaran agama. Lalu apakah agama yang kita yakini saat ini benar membawa keselamatan di akhirat kelak...? Untuk itu kita merenung dari sejarah yang telah lalu, sehingga bisa memahami Kronologi pergeseran ajaran Agama, dan dengan hal ini kita harapkan bisa memilah-milah jalan hidup agar tidak jatuh kedalam kesesatan.


Agama yang benar cuma ada satu, karena Tuhan yang menciptakan alam semesta ini juga satu, yaitu Allah azza wajalla... dan hal ini di akui oleh semua agama. Bisa dibuktikan bahwa semua manusia mengakui bahwa dirinya dan seuruh isi dunia di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, tetapi terjadi pergeseran keyakinan pada bagian tata cara beribadah sehingga sebagian dari manusia menciptakan tuhan yang lain sebagai pendamping Allah sebagai satu-satunya Tuhan Semesta Alam.Untuk lebih jelasnya bisa kita ingat-ingat lagi sejarah yang telah lalu, seperti yang di gambarkan di bawah ini :
  1. Adam dan Hawa adalah manusia yang pertama hidup di dunia, dan hal ini tidak di ingkari oleh semua agama. Lalu siapa yang di sembah oleh Adam dan Hawa...? Tentu Allah azza wajalla yang telah menciptakan mereka beserta alam dan isinya, Sedangkan tuhan-tuhan yang lain belum  ada di masa itu, baik tuhan yang berbentuk benda mati seperti patung, maupun tuhan yang berupa mahluk hidup seperti binatang dan manusia. 
  2. Setelah anak cucu Adam berkembangbiak, maka mulailah terjadi pergeseran keyakinan sehingga terbentuk tuhan yang baru, yang berawal dari ketika orang-orang sholih mati di masa itu (Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr), maka orang-orang mulai i’tikaf di kubur-kubur mereka. Kemudian berlalulah waktu hingga mereka membuat bentuk untuk orang-orang sholih tersebut dengan wujud patung. Dan perlu dipahami bahwa berdiam (beri’tikaf) di kubur, mengusap-ngusap kubur, menciumnya dan berdo’a di sisi kubur serta semacam itu adalah asal dari kesyirikan dan asal mula penyembahan berhala (Majmu’ Al Fatawa, 27: 79). Sehingga di zaman tersebut di utuslah Nabi pertama yaitu Nabi Nuh -alaihissalam- untuk menasehati dan mengajak manusia agar kembali menyembah Allah semata. 
  3. Setelah sepeninggal Nabi Nuh, akibat pergeseran masa ke masa maka manusia kembali mengalami pergeseran keyakinan dan mengarang tata cara ibadah menurut sekehendak nafsu mereka, Maka Allahpun selalu mengutus seorang Nabi untuk memperbaiki kondisi manusia yang mulai melupakan Allah sebagai Tuhan yang satu-satunya yang berhak di sembah. Hingga yang lebih parahnya di zaman firaun yang menganggap dirinya sebagai tuhan. Lalu di utuslah Nabi Musa alaihissalam.
  4. Setelah Nabi Musa alaihissalam berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah utusan Allah, dan meruntuhkan pengakuan firaun sebagai tuhan, maka banyak yang beriman dan mengikuti ajaran dari Nabi Musa untuk menyembah Allah semata, tetapi sekali lagi manusia selalu merasa lebih pintar dan menganggap apa yang di perbuat adalah hal yang baik. Sehingga para pengikut Nabi Musa mulai membuat patung sapi dari emas untuk di sembah. Padahal di masa itu Nabi Musa masih hidup, apalagi sudah tiada, bisa di bayangkan perubahannya.
  5. Begitu pulalah yang terjadi dengan umat Nabi Isa alaihissalam. Nabi Isa alaihissalam di utus di muka bumi untuk mengajak manusia agar kembali menyembah Allah, tetapi seperti biasa manusia banyak menolak kebenaran, sehingga di butuhkan bukti untuk meyakini manusia di masa itu. Akhirnya buktipun di perlihatkan berupa mukjizat. Pada awalnya manusia banyak yang beriman dengan apa yang dibawa oleh Nabi Isa, yaitu untuk menyembah Allah semata. Tetapi berjalannya waktu banyak manusia yang merubahnya mulai dari isi kitab injil sampai keyakinan yang benar terhadap Allah. Mereka bahkan meyakini tuhan memiliki anak dan keyakinan yang menyimpang lainnya. (baca saja sejarah perjalanan salman al farisi dalam mencari agama yang benar).
  6. Setelah sekian masa dan banyaknya Nabi yang di utus untuk mengajak manusia agar menyembah Allah semata, maka sampai lah kepada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wassalam. Di masa Nabi Muhammad ajaran agama Allah di sempurnakan dari ajaran Nabi-Nabi sebelumnya, mulai dari tata cara ibadah, keyakinana (aqidah), sampai mengatasi agar ajaran islam ini utuh tidak berubah seperti yang terjadi pada masa-masa Nabi yang terdahulu. Dan bahkan Allah berjanji akan menjaga agama Islam ini sampai akhir zaman. Hal ini bisa kita buktikan dengan masih adanya agama Islam dengan kitab suci Al-Qur'an yang masih murni, masih sama dengan aslinya di zaman Rosululloh sholallohu alaihi wassalam. Bentuk penjagaan Allah terhadap kemurnian Agama Islam ini adalah dengan adanya para alim ulama yang terus berpegang dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh, mereka menjaga diri dari hal yang tidak ada contohnya dan menegur orang yang mengaku islam tetapi amalannya tidak ada dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist.
 Kesimpulan dari kronologi pergeseran ajaran agama di atas adalah :
  1. Dilarangnya perkara bid'ah, agar ajaran agama islam terus terjaga kemurniannya. Karena setiap bid'ah itu sesat yang akan membawa secara perlahan orang yang mengamalkannya jauh dari kemurnian agama islam.
  2. Setiap perkara agama yang di karang tanpa dalil, sekalipun terlihat benar atau di anggap benar, maka tetap tidak di perbolehkan, karena awal kesesatan memang dari hal yang di anggap benar. Jika berawal dari perkara yang salah maka tidak ada yang mau mengamalkan amalan tersebut.
  3. Tidak di perbolehkan mengkultuskan seorang yang sholeh secara berlebihan, apalagi sampai mengunjungi kuburannya untuk meminta sesuatu. Hal itulah awal dari penyembahan terhadap sesuatu selain Allah.
  4. Di larang membuat patung atau gambar berupa mahluk hidup, agar anak cucu nanti tidak menyembah patung yang di buat.
  5. Di zaman Rosululloh, ajaran agama islam sudah sempurna sehingga tidak perlu di tambah atau di kurangi, bahkan Allah sudah mengantisipasinya dengan membuat larangan untuk berbuat bid'ah, larangan untuk membuat patung dan masih banyak lagi larangan yang tujuannya agar agama Islam ini tejaga sampai hari kiamat.
  6. Bagi yang masih cinta dengan bid'ah (setelah baca artikel ini) maka kemungkinan dia sengaja melawan Allah atau ingin menjadi pesaing Allah dalam hal pembuatan aturan syareat, karena dia menganggap aturan Allah kurang sempurna, sehingga dia karang dengan hal-hal yang di anggapnya benar.
  7. Apabila ada yang bertanya "masa baca surah yasin setiap malam jum'at bisa masuk neraka..?" jawabnya bukan membaca surah yasin nya yang menyebabkan masuk neraka, tetapi menyelisihi Rosululloh yang menyebabkan masuk neraka. Karena Rosululloh tidak pernah mengkhususkan baca surah yasin di malam jum'at, apalagi sampai mengundang para sahabat untuk bersama-sama baca surah yasin. 
Semoga dari kronologi pergeseran ajaran agama ini bisa membuat kesimpulan yang benar, sehingga bisa membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah. [wassalam]

Post a Comment

6 Comments

  1. kalo nggambar makhluk hidup tapi nggak buat disembah gimana ya Mas? saya masih sering melakukannya. menggambar orang atau binatang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba kang zaf cari di google hadistnya...
      klo minta pandangan saya ya menggambar termasuk hal yang di larang, walaupun tidak di sembah, tetapi larangan datang dari sisi lain. Nanti hukumannya di minta untuk menghidupkan mahluk yang di gambar...

      Delete
  2. terimakasih atas pencerahannya ..salam dari kalimantan selatan

    ReplyDelete
  3. beberapa ulama menafsirkan secara berbeda tentang apa itu bi'dah mengenai membaca Yazin di malam jumat,
    namun semoga semua itu tidak merubah ketakwaan kita kepada Allah SWT Yang Maha Benar......
    keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bid'ah sudah jelas kang maknanya... tapi ada sekelompok orang yang berupaya untuk memaksakan makna bid'ah ke makna yang lain... seperti yang ada dalam sebuah hadist " “Sesungguhnya setiap yang di ada-adakan (dalam perkara agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.

      adapun jika bid'ah di bagi dengan bid'ah hasanah dan bid'ah sesat, hal ini tidak benar karena istilah hasanah hanya di ambil dari perkataan Umar ibnu khotob, padahal makna bid'ah hasanah yang di ucapkan umar ibnu khotob adalah di peruntuk masalah taraweh berjama'ah yang pada saat zaman abu bakar dan di awal zaman umar memang tidak di lakukan tetapi di zaman Rosululloh pernah di praktekkan oleh Rosululloh. Sehingga Umar bin khotob bilang bahwa hal ini adalah perkara baru yang baik, di bilang baik karena sebelumnya memang ada contoh dari rosululloh, jadi bukan bid'ah yang murni di karang...(aduuhh maaf ya kang kepanjangan...)

      Delete