Marah akibat cinta dan kasih sayang

Suatu hari saya marah, dan membentak anakku yang berumur 2 tahun, ketika dia sedang menggenggam mata pisau yang tajam. Hal itu di lakukan anakku karena dia tidak tau kalau pisau bisa membuat tangannya terluka. Karena ketidaktahuannya maka saya marah dan membentaknya dari jarak jauh, sontak saja dia terkejut dan menangis ketakutan, dan saya bersegera lari ke arahnya untuk merebut pisau yang di genggamnya, setelah pisau sudah berhasil di evakuasi maka sayapun memeluknya dengan kasih sayang agar dia tahu bahwa abinya sangat menyangi dia. Sungguh amarah ini bukan pertanda saya benci dan dendam dengan anak saya, tapi marah akibat cinta dan kasih sayang.


Ketahuilah setiap amarah dan kebencian tidak semuanya di karenakan hasat dan dengki, seperti yang telah saya lakukan terhadap anak saya. Saya memarahinya karena saya takut tangannya akan luka dan berdarah, dan saya benci ketika dia tidak langsung menuruti perintah saya untuk melepaskan pisau yang di genggamnya. Begitu besarnya rasa sayang saya kepada anak, hingga saya harus marah agar dia terjaga dari luka dan sakit yang lebih parah. Dan saya yakin semua orang tua akan melakukan hal yang sama kepada anaknya jika anaknya melakukan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya.

Sesungguhnya ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa Allah Subhanahu wata'ala jauh lebih cinta dan sayang kepada hambanya di bandingkan cinta dan sayangnya orang tua kepada anaknya. Allah Subhanahu wata'ala membuat semua aturan syari'at untuk di jadikan pegangan hidup agar hamba-Nya selamat di dunia dan di akhirat. Segala larangan yang ada adalah sebagai bentuk kasih sayang yang Allah Subhanahu wata'ala berikan kepada hamba-Nya. Kita tidak mengetahui bahaya apa yang akan menimpa kita, jika kita melakukan yang di larang Allah Subhanahu wata'ala. Segala musibah yang menimpa hidup kita adalah hasil dari ulah yang kita perbuat.

Sungguh besar kasih sayang Allah kepada hambanya….
Tatkala menjadi janin dalam perut ibunya, Allah telah memberikan rizki, padahal ia tidak mampu berbuat apa-apa…, 


Tatkala ia lahir menjadi anak bayi, Allah tetap terus memberi rizki kepadanya…padahal ia tidak mampu berbuat apa-apa…,


Lantas setelah ia dewasa dan mampu untuk bekerja dan berusaha tiba-tiba ia berburuk sangka kepada Robnya bahwasanya ia tidak akan mendapatkan rizki dariNya…, 


Ketika terkena musibah dia menuduh bahwa Allah tidak sayang padanya...,


Surat Al A’raf: 23
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”