Renungan bagi yang enggan berqurban

Renungan bagi yang enggan berqurban.-Lagi-lagi kali ini saya copas dari status facebook temen, yang menurut saya dari status ini bisa kita jadikan bahan renungan, bisa di jadikan bahan cerminan diri. Saya males juga kalau maen copas, soalnya gak enak sama mbah google, tapi karena artikel ini menarik untuk di share, maka dengan berat hati saya copas. Coba deh di baca siapa tau kita bisa mendapat pencerahan dan hidayah untuk berlomba-lomba untuk beramal. Berikut status yang saya copas.

RENUNGAN IDUL QURBAN (Qurban Untuk Emak)

Renungan bagi yang enggan berqurban

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya, ”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.

“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Post a Comment

20 Comments

  1. Untuk yang sudah mampu... ayo jangan ragu untuk berkurban... karena berkurban adalah salah satu bukti ketakwaan kita kepada Sang Pencipta kita... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dalam ceritanya malah orang yg gak mampu lo mba

      Delete
  2. Subhanallah... sungguh mulia ibu itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mang... masa gaji sudah sampai 20 jt masih gak mampu berqurban...

      Delete
  3. semoga orang yang pelit sempat membaca ini , biar hatinya tergerak untuk berqurban :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg pelit dan yg gak pelit, dan semuanya ayo renungin kondisi kita masing-masing

      Delete
  4. Huhuhu.... saya terharu.... Kalau memang niat berkurban, kita memang bisa menabung jauh-jauh hari sebelumnya. Semoga cerita ini bisa menginspirasi kita semua, amin....

    ReplyDelete
  5. saya jadi malu nih mas, masih belum berniat untuk ber qurban.
    gimana dong mas ? hiks

    ReplyDelete
  6. aku engga enggan kok
    orang tiap hari juga berkorban
    *korban perasaan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kasihan perasaannya ya kang.. koq bisa jadi korban....

      Delete